Upaya Mengurangi Pencemaran DDT paM Ling/amgan 79
UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN
DDT PADA LINGKUNGAN
Oleh
Nurfina Az.N
Abstrak
Berdasarkan bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh Dikloro
Difenil Trikloroetana (DOT) yang digunakan untuk memberantas nyamuk penyebab
penyakit malaria, maka perlu dikeluarkan instruksi bersama dari Menteri Dalam
Negeri, Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian Republik Indonesia,
Nomer: 3 tahun 1983, Nomer: 200/ Men Kes/lnst/V/1983, Nomer
: HK
050/04/1nst/9/1983,tentang : Pengawasan penggunaan pestisida
DDT.
DDT sangat lipof11dan sangat stabil sehingga sukar terurai,
hal ini sangat
berbahaya apabila mencernari lingkungan. Untuk itu perlu
diupayakan
mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh DDT. Salah satunya
adalah dengan modiflkasi struktur kimia.
Telah disintesis beberapa senyawa hasil modif1k:asidari DDT,
yang temyata bahwa ada pengaruh antara perubahan struktur kimia dengan
aktivitasnya. Salah satu senyawa hasil modif1k:asitersebut adalah, Dirnetil
Difenil
Trikloroetana. Lipofilisitas (Log P) senyawa ini dihitung
dengan tetapan
hidrofobik Rekker, maka log P nya (= 6,805) lebih rendah
dari log P DDT
(= 7,245); LD50 nya (= 2939 mg/ kg BB) lebih besar dari LD50
DDT (=
1073 mg/kg BB), berarti toksisitas akutnya lebih rendah dari
DDT, tetapi
senyawa ini masih mernpunyai aktivitas sebagai insektisida
maupun pestisida.
Pendahuluan
Telah diketahui bersama bahwa pestisida Dikloro Difenil
Trikloroetana
(DD1) digunakan untuk memberantas nyamuk penyebab penyakit
malaria, tetapi
mengingat bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh DDT, maka
perlu dikeluarkan
instruksi bersama dari menteri Dalam Negeri, Menteri
Kesehatan dan Menteri
Pertanian Republik Indonesia, Nomer: 3 tabun 1983, Nomer :
203/Men Kes/
Ins/ V/1983, Nomer:HK OSO/04/1nstl9/1983,tentang :
pengawasan penggunaan pestisida DDT.
DDT sangat lipofil(mudah larut dalam lemakOsehingga bisa
tertimbun di
dalam jaringan yang mengandung lemak, baik pada tanaman,
makanan, binatang
maupun manusia (Ariens, 1971 : 10-12). Disamping itu DDT
sangat stabil, tahan terhadap pengaruh cuaca dan di dalam tubuh
sulcardimetabolisme. Rumput
ataupun tanaman yang tercemar DDT, apabila tennakan oleh
kambing, sapi atau
binatang temak lainnya, maka DDT tersebut akan masuk ketubuh
binatang temak
- ------- -
80 CalcrawaJa PendidUcan Edisi KIuLrus Dies Natalis. 1993
tersebut dan akan disimpan di dalarn lemak tubuhnya. Apabila
manusia makan
daging dari binatang ternak tersebut, maka DDT tersebut juga
akan masukke dalam tubuh manusia. Seorang ibu yang sedang menyusui juga akan
menjadi mata
rantai untuk meneruskan DDT yang ada dalarn tubuhnya kepada
anaknya lewat air
susunya.
Toksisitas(daya racun) DDT pada insektisida tergantung pada
kemarnpuan
penetrasi (menembusrke dalam membran lipid (lemak) (Martin,
1983: 130-132);
semakin lipofil suatu senyawa, semakin mudah menembus
membran lipid. Lipofilisitas dapat diketabui dengan menghitung harga koefisien
partisi (Log P) dengan tetapan hidrofobik Rekker (f-Rekker) (Rekker, 1977 : 48,
112), yaitu dengan
jalan menjumlahkanharga f-Rekker dari
fragmen-fragmenstruktur kimia senyawa
tersebut Beberapa turunan DDT yang bila dihitung harga Log P
nya dengan tetapan hidrofobikRekker diperoleh harga yang lebih rendah dari Log
P DDT, terlihat bahwa harga LD50 nya (Lethal Dose 50 %) lebih tinggi (Kirk-Othmer,
1970
: 693), artinya dosis yang dapat menyebabkan kematian
sebanyak 50 % dari jumlah binatangpercobaan lebih tinggi, dengan demikian
toks~sitasnyaberkurang.
Sejarah Penggunaan DDT
DDT mula-mula disintesis oleh Paul Muler pada tahun 1939
(Kyle, 1980
: 2418). Senyawa ini menanjak narnanya tabun 1945 karena
dapat menyelamatkan hampir 1,3 juta rakyat Naples yang terserang wabah tifus.
Pada tahun itu
DDTjuga digunakan diJepang untuk hal yang sarna. DDT juga
digunakan untuk
membasmi insekta (serangga). Senyawa ini cepat mendapat
perhatian para ilmuwan disebabkan fungsinya yang dapat mengatasi masalah
kesehatan maupun ekologi.
Haller ill (1945 : 1591-1602) mempublikasikan hasil
pcnelitiannya tentang komposisi DDT teknis (garnbar 1) antara lain: para. para'-DDT
(p,p'-DDT),
ortho, para'-DDT (o,p'-DDT), para, para'-DDD (p,p'-DDD),
ortho, para'-DDD
(o,p'-DDD) yang beberapa diantaranya sebagai insektisida dan
yang paling toksin
adalah p,p'-DDT yang dikenal sebagai DDT. Tahun-tabun
berikutnya timbul pertanyaan bagaimana efeknya terhadap manusia. Kemudian
percobaan binatang mulai dikerjakan untuk mendapatkan data mengenai
senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur kimia DDT (turunan DDT) yang dapat
berefek pada manusia.
Hasil penelitian Klein ill (1965 : 2520-2522) dengan
menggunakan tikus, dapat disimpulkan bahwa hanya p,p'-DDT yang dijumpai dalam
hati, sedang
o,p'-DDT dalarn jumlah relatif sangat kecil dibanding
p,p'-DDT yang terdapat
dalam lemak abdominal (perot). Sejak saat itu orang
mempertanyakan kemungkinan DDT bersifat karsinogenik (penyebab kanker).
Hayes (Anonim, 1976: 827-833), menyatakan bahwa adanya tumor
yang
disebabkan oleh DDT hanya terjadi pada binatang mengerat,
sedang pada spesies
lainnya tidak menimbulkan tumor, tapi hal ini masih sangat
kompleks, masih
banyak peneliti yang menyatakan keberatannya. Taboo 1976
dipastikan babwau__ _.____..________
-- -- - - - ---
Upaya MengllTangi Pent:t!11IQTDnDDT pada Lingkungan
81
DDT berefek karsinogenik.
a-o-~-o-a
C
Cl /1 'Cl
Cl
Cl
< ~f-o-a C
CI--1 ""'CI
CI
-0
"/\
CI ~ r T \'---f"CI
C
CI/I'"
CI
o,p'-DikloroDifenilTrikloroetana
(o,p'-DDT)
Cl
6~-O-cl I
C
CI--1-- "
CI
p,p'-Dikloro Difenil Trikloroetana
(p,p'-DDT)
p,p'-Dikloro Difenil Dikloroetana
(p,p'-DDD)
o,p'-Dikloro Difeni Dikloroetana
(o,p'-DDD)
Gambar 1. Struktur kimia senyawa-senyawa pada DDT teknis
Kashayap dkk (1977 : 725-729) mempublikasikan hasil
penelitiannya dengan menggunakan mencit yang diberi DDT teknis (70,5 % p,p'-DDT
dan 21,3 %
o,p'-DDT) secara oral (melalui mulut), injeksi subkutan
(suntikan bawah kulit)
dan pengecatan pada kulit. Percobaan diamati selama 80
minggu. Pada percobaan
ini tidak terlihat adanya perbedaan penumbuhan badan dan
kematian antara percobaan dan kontrol. Gejala keracunan DDT terlihat dengan
timbulnya kejangkejang, gemetar dan perubahan pada komea sesudah 40 minggu.
Pada pemberian
DDT secara oral dan subkutan terlihat perbedaan yang nyata
terhadap kontrol
(p<O,05), yaitu adanya tumor pada jaringan limpoid,
pam-pam dan hati. Tumor
yang terberat terjadi pada pemberian secara subkutan, sedang
pada pengecatan tidak terlihat adanya tumor, hal ini disebabkan DDT agak sulit
untuk menembus
kulit.
Modijikasi struktur kimia DDT dan a/ctivitasnya
Dengan diketahuinya kegunaan dan bahaya pada penggunaan DDT
maka perlu dicarl pemecahannya. Salah satu upaya pemecahan masaIah tersebut di
atas adalah
- - -- -- - - - --- - - - ---
82 CakTawa1a Pendidikan Edisi KIwsJu Dia Nalalis. 1993
dengan modiftkasi struktur kimia dengan harapan senyawa baru
basil modiftkasi
tersebut masih aktif sebagai pembunuh serangga. tetapi tidak
berbhahaya bagi
manusia.
DDT disintesis dari monokloro benzena dan kloralhidrat
dengan adanya
asam sulfat pekat (gambar 2) (Solomons, 1976: 624)
-0
H
CI ~ b + HO - T - OH +
0~ b - CI
monoklorobenzena C monoklorobenzena
CI "'-1-CI
CI
Kloralhidrat
H2SO4
.
CI-~ ;- f -0- CI
C
CI .-'I' CI
CI
p,p'-Dikloro Difenil Trikloroetana
(DDT)
Gambar 2. Reaksi sintesis p,p'-Dikloro Difenil Trikloroetana
Modiflkasi struktur kimia yang dilakukan adalah mengganti
gugus-gugus
CI (klorida) dengan gugus-gugus lain sehingga
lipof1lisitasnyaberkurang, dengan
demikian apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mudah
dikeluarkan (di
ekskresikan), misalnya melalui urine dan juga diharapkan
senyawa ini mudah di
metabolisme menjadisenyawa yang tidak toksis, untuk
selanjutnyadi ekskresikan.
Telah disintesis beberapa turunan DDT dengan mengganti gugus
CI yang
ada pada kedudukan X,Y,Rl,R2 dan R3 dengan CH3 (metil).
(tabel 1). Terlihat
ada hubungan antara modifikasi struktur kimia dengan
toksisitasnya,baik dengan
dosis tunggal maupun dengan piperonilbutoksida (P.B) (Coats
dkk, 1977 : 862).
Semakin banyak gugus CI yang diganti dengan CH3,maka semakin
besar harga
LD50 nya yang berarti toksisitasnya berkurang.
Efek turunan DDT pada insektisida diteliti pula oleh Kirk-Othmer
(1970 :
693). Gugus-gugus yang diganti adalah yang terletak pada
kedudukan X, Y dan Z
(tabeI2). Terlihat pula perubahan gugus-gugusjuga akan
merubah toksisitasnya
(LD50 nya).
Telah dilakukan sintesis dan uji toksisitas akut turunan
DDT, yaitu Dimeill Difenil Trikloroetana (Nurfma, 1986 : 24-28; 35-39).
Sintesis dilakukan dengan jalan menggantimonokloro benzena dengan monomeill
benzena (gambar 3).
Untuk uji toksisitas akut digunakan 20 ekor mencit (tikus
putih kecil) jantan,Tabel 1
Toksisitas turunan DDT pada insekta
H
X-o-~-o-y
C
Rl- I-R3
R2
Surnber Coats dIck, 1977 : 862
~
~
iOQ
~
OQ
-.
~
I
""i
g
'1::s
§.
~OQ
!
§
~
Musca orncstica ( ) LD50 :/f.
NO. X Y Rl R2 R3 Jurnl. CH3
.wig
Tunggal Dengan P.B. SR *
I Cl Cl Cl Cl Cl 0 14 5,5 2,5
II Cl CI Cl Cl CH3 1 47 17,5 2,7
ill CI CID Cl Cl CI 1 62,5 6,5 9,6
N CI CI CI CID CH3 2 55 29 1,9
V CH3 CH3 CI CI Cl 2 100 17,5 5,7
VI CI CI CID CID CH3 3 85 15,5 5,5
VII CH3 CH3 Cl Cl CH3 3 145 18 8,1
vm CH3 CH3 CI CID CH3 4 1000 1000
IX CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 5 1250 37,5 33
* SR = synergistic ratio- - - - - - - --
84 CaJcrawaJaPendidikanEdisiKhususDiu Nal/J/is.1993
Tebel 2
Pengarub perubaban struktur DDT terdapat toksisitasnya
pada insekta
z
x -
0 - ~ -
O~ -X
- I -
y
Somber : Kirk-Othmer,1970 : 693
LD50 lalat, LD50 larva nyamuk
X y Z Muscadomestica Culex quinquefasciatus
mg! kg ppm
H CCl3 H > 500 1,1
F CCl3 H 5,0 0,074
CI CCl3 H 1,6 0,070
Be CC13 H 1,9 0,018
CH3 CCl3 H 9,0 0,080
CH30 CCl3 H 3,4 0,067
N02 CCl3 H > 500 > 10
CI HCCl2 H 6,5 0,038
CI =CCI2 - > 500 > 10
CI CF3 H > 500 2,2
CI CBr3 H > 500 0,55
CI
I C(CH3)3 H 30 -
CI CH(N02)CH3 H 8,5 0,004
CI CCl3 CI >500 >10
CI CCl3 F 125 0,092
Cl CCl3 D 2,3 0,016Upaya MengUTQ1Igi PenuTTlarQ1l DDT pada
LingkungQ1l
85
turunan Wistar, umur 40-60 hari dengan berat badan 20-30
gram. Dalam pereobaan ini digunakan metoda Thomson-Weil (Weil, 1952: 8); mencit
dibagi dalam
5 kelompok, masing-masing terdiri dari 4 ekor menciL Diberi
4 tingkatan dosis
dengan interval tertentu secara oral. Pengamatan dilakukan
selama 2 kali 24 jam.
Hasilnya seperti terlihat pada tabel 3 dan 4.
H3C-0 +
monometil benzena
H
HO-,- OH +
0~ /I CH3
C monometilbenzena
CI I' CI
CI
Kloralhidrat
H2SO4
.
H3C
-0- ~ -( t-cm
C
Cl I---CI
CI
p,p'-DimetilDifenilTrikloroetana
Gambar 3. Reaksi sintesis p,p'-Dimetil Difenil Trikloroetana
Tabel 3
Harga LDSO DDT peroral pada mencit yang diamati
selama 2 kali 24 jam
- - - - --------
kelompok
dosis (mg/ kg BB) LD50 (mg/ kg BB)
mencit
I 768
II 960 1073
ill 1200 (894-1287,83)
IV 150086 Calcrawala Pendidikan Edisi Khusus Dies Natalis. 1993
Tabel 4
Barga LDSO Dimetil Difenil Trikloroetana peroral
pada mencit yang diamati selama 2 kali 24 jam
Dilihat dari titile lebur kedua senyawa inipun berbeda
(tabel 5)
Tabel 5
Titik lebur senyawa basil sintesis
Koefisien partisi (Log P) dihitung dengan jalan menjumlahkan
harga tetapan hidrofobik Rekker (f-Rekker; tabel 6) ,dari fragmen-fragmen
struktur kimia
DDT dan Dimetil Difenil Trikloroetana.
Perhitungannya sebagai berikut :
Log P DDT = 2 x f (C614) + 1 x f (CH) + 1 x f (CCI3) + 2 x f
(Cl)
= 2 x 1,688 + 1 x 0,235 + 1 x 1,79 + 2x 0,922
= 7,245
Log P dimetil DT =2 x f (C614) + 1 x f(CH) + 1 x f(CCI3) + 2
x f(CH3)
= 2 x 1,688 + 1 x 0,235 +1 x 1,79+ 2 x 0,702
= 6,805
kelompok
dosis(mg/kgBB) LD50 (mg/ kg BB)
mencit
I 1600
n 2400 2939
ill 3600 (1548-5580)
IV 5400
I
No senyawa titilelebur,0 C
I dikloro difenil trikloroetana 107-107,5
2 dimetil difenil trikloroetana 83-83,5Upaya MengUTangi
Peru:emaranDDT padJJLingkungan
87
Tabel 6
Ringkasan tabel tetapan hidrofobik-Rekker
Pembahasan
Lingkungan yang sudah tercemar oleh DDT akan sangat sulit
dibersihkan,
sebab sifat DDT sangat lipofil dan sangat stabil sehingga
sukar diuraikan. Oleh
karena itu diupayakan untuk mensintesa senyawa turunan yang
mirip DDT, yaiui
dengan jalan modif1kasistruktur. dengan harapan senyawa ini
masih mempunyai
aktivitas sebagai insektisida tetapi kurang lipofil sehingga
diharapkan akan mudah terurai dan bahayanya bagi manusiamenjadi sekecil
mungkin. Adapun caranyadengan mengganti gugus-gugus Cl dengan gugus-gugus lain
yang harga fRekkemya lebih rendah dari f(Cl), sehingga log P nya berkurang yang
berarti
juga lipofisilitasnya berkurang. Dipilih juga gugus-gugus
yang menyebabkan
senyawa tersebut mudah mengalami peruraian pada lingkungan
maupun metabolisme di dalam tubuh, sehinggamudah dikeluarkan dari tubuh dan
tidak tertimbun
(akumulasi)di dalam tubuh.
Untuk mengetahui keamanan senyawa tersebut pada manusia,
maka dilakukan uji toksisitas akut, yaitu untuk mendapatkan dosis yang
menyebabkan kematian sebanyak 50 % dari jumlah binatang percobaan (mencit).
Sedang daya insektisida atau pestisidanya dilakukan uji toksisitas akut dengan
binatang
percobaan nyamuk, 1alatdan lain-lain.
Senyawa Dimetil Difenil Trikloroetana mempunyai struktur
yang mirip
dengan DDT. dengan perubahan substituen pada kedudukan P.P'.
yaitu p,p'-
dikloro pada DDT diganti p.p'-dimetil pada Dimetil Difenil
Trik1oroetana.Harga
f(CH3) lebih 1cecildarihargaf(C1).dengan demikian harga log
Pnya (= 6,805)juga
menjadilebihrendahdarilogP DDT(=7.245). tiUt leburnyajuga
lOOihrendah
dari DDT dan temyata harga LDSOnya
(=2939mg/kgberatbadan)lebihbesar
- --- - -
No. fragmen tetapan f-Rekker
1 C6H4 1.688
2 CH 0.235
3 CH3 0.702
4 CC13(alifatik) 1,79
5 Cl (aromatik) 0.922--- ___n uu __u _______
--
88 Cakrawala Pendit:UkJmEdisi KIwsus Dies Natalis, 1993
dari LD50 DDT (= 1073 mglkg berat badan), yang berani
toksisitas aleutnya lebib rendah dari DDT. Dilihat dari aletivitasnya terhadap
nyamuk tidale jaub berbeda dibanding DDT (tabel 2). Dengan demikian senyawa
Dimetil Difenil Trikloroetana ini masih mempunyai daya sebagai insektisida,
tetapi toksisitas aleutnya
sudah berkurang.
Kesimpulan
Upaya untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh
pencemaran DDT
dapat dilakukan dengan jalan memodiftkasistruktur DDT guna
mendapatkan senyawa yang kurang lipofIl,sehingga tidalemudah tertimbun
dalamjaringan lemale,
mudah dimetabolisme dalam tubuh, mudah mengalami peruraian
di lingkungan
yang terkena senyawa tersebut dan toksisitasnya pada manusia
berkurang, tetapi
masih aktiv sebagai insektisida. Salah satu senyawa hasil
modif1kasitersebut adalah Dimetil Difenil Trikloroetana yang telah terbukti
bahwa harga log P nya (=
6,805) lebih rendah dari log P DDT (= 7,245), LD50 nya (=
2939 mg/kg BB) lebih besar dari LD50 DDT, yang berarti toksisitas akutnya juga
lebih rendah dari
DDT, tetapisenyawa ini masih mempunyai daya sebagai
insektisida.
Daftar Pustaka
Anonim, 1976., Comments on Alleged Carcinogenicity of DDT as
Documented by EPA, Review Prepared for House
Committe on Appopriation, July 1975,Clinical Toxicologi.
Ariens, E.J., 1973. Drug design, vol. IV, Academic press,
New York,
London.
Coats, Joel., et aI, 1977, Effective DDT Analogues with
Altered Aliphatic Moites Isobutanes and Chloropropanes., l. Agric
Food Chem,vol. 26, No.4.
HaIler, et aI., 1945. The Chemical Composition of Technical
DDT, J
Am Chem., vol. 67.
Kasbyap, et aI., 1977. Carcinogenicit of DDT in pure inbred
Swiss
mice, Int. l. Cancer: 19.
Kirk-Othmer, 1970, Insecticides, Encyclopedia of Chemical
tecnology,
vol. 11.
Klein, et aI., 1965. Evidence for the Convertion o,p'-DDT to
p,p'-
DDT in rats,JAM. Chem. Soc, 87 : 11
Kyle, et 01.,1980lAMA vol 244, No. 21.Upaya Mengurangi
Pencemaran DDT pada Linglw.ngan 89
Martin et al., 1983. Physical Pharmacy, third edition, Lea
and FebigerPhiladelphia
Nurfina Az.N, 1986. Sintesis Diamino Difenil Trikloroetana,
hubungan antara Log P dengan LDSO turunan DDT,
Tesis FakultasPasca UniversitasGadjamMada,Yogyakarta.
Rekker, R.F., 1977. The Hydrophobic Framental Constant, vol
I,
Elsevier ScientificPublishingCompany
Solomons, T.W. Graham, 1976. Organic Chemistry, third
edition,
John Wiley & Sons, New York.
WeiI, C.S., 1952. Tables for Convenient Calculation of
Median
Effective Dose (LD50or ED50)and Instructionin their
use,Biometrics8.90 Cakrawala Pendidikan Edisi Khusus Dies NaJa/is. 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar